Senin, 31 Desember 2012

Bahan Organik



Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem
kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang yang
terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena
dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia (Kononova, 1961). Menurut
Stevenson (1994), bahan organik tanah adalah semua jenis senyawa organik yang
terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa
mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam air, dan bahan organik yang
stabil atau humus.
BAHAN ORGANIK
Bahan Organik umumnya ditemukan di permukaan tanah, dengan jumlah yang tidak besar (sekitar 3 – 5 %), namun pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah sangat besar. Adapun pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah dan akibat terhadap pertumbuhan tanaman adalah :
• Sebagai granulator (memperbaiki struktur tanah)
• Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lainnya
• Menambah kemampuan tanah untuk menahan air
• Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur hara (kapasitas tukar kation tanah menjadi tinggi)
• Sumber energi bagi mikroorganisme
Bahan organik dalam tanah terdiri dari bahan organik kasar dan bahan organik halus atau humus. Tanah yang banyak mengandung humus atau bahan organik adalah tanah-tanah lapisan atas atau top soil.
Komposisi Biokimia Bahan Organik
Menurut Waksman (1948) dalam Brady (1990) bahwa biomass bahan organik yang berasal dari biomass hijauan, terdiri dari: (1) air (75%) dan (2) biomass kering (25%).
Komposisi biokimia bahan organik dari biomass kering tersebut, terdiri dari:
(1) karbohidrat (60%),
(2) lignin (25%),
(3) protein (10%),
(4) lemak, lilin dan tanin (5%).
Karbohidrat penyusun biomass kering tersebut, terdiri dari:
(1) gula dan pati (1% -s/d- 5%),
(2) hemiselulosa (10% -s/d- 30%), dan
(3) selulosa (20% -s/d- 50%).
Berdasarkan kategori unsur hara penyusun biomass kering, terdiri dari:
(1) Karbon (C = 44%),
(2) Oksigen (O = 40%),
(3) Hidrogen (H = 8%), dan
(4) Mineral (8%).
Dekomposisi Bahan Organik
Proses dekomposisi bahan organik melalui 3 reaksi, yaitu:
(1) reaksi enzimatik atau oksidasi enzimatik, yaitu: reaksi oksidasi senyawa hidrokarbon yang terjadi melalui reaksi enzimatik menghasilkan produk akhir berupa karbon dioksida (CO2), air (H2O), energi dan panas.
(2) reaksi spesifik berupa mineralisasi dan atau immobilisasi unsur hara essensial berupa hara nitrogen (N), fosfor (P), dan belerang (S).
(3) pembentukan senyawa-senyawa baru atau turunan yang sangat resisten berupa humus tanah.
Berdasarkan kategori produk akhir yang dihasilkan, maka proses dekomposisi bahan organik digolongkan menjadi 2, yaitu:
(1) proses mineralisasi, dan
(2) proses humifikasi.

Hasil Analisis Kandungan Hara Makro
Pupuk Organik
Hasil analisis keragaman dari pupuk
organik secara umum menunjukkan bahwa
terdapat interaksi antara perlakuan jenis bahan
organik dengan jenis dekomposer terhadap
kandungan hara pupuk organik (Tabel 1).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kandungan hara makro dari pupuk organik secara
umum memperlihatkan adanya perbedaan untuk
masing-masing bahan organik dengan
dekomposernya. Untuk perlakuan bahan organik
tandan kosong kelapa sawit dengan dekomposer
cacing tanah (TKCT) memberikan kualitas pupuk
organik tergolong baik dengan kandungan hara
makro: 2,03% N, 1,25% P, 10,14% K, 6,30%
Ca, dan 4,15% M,g dengan C/N sebesar 13,68.
Hal ini dapat terjadi karena cacing tanah memiliki
keunggulan dalam mendekomposisi bahan organik
tandan kosong kelapa sawit yang banyak
mengandung selulosa dan lignin. Cacing tanah
mempunyai kemampuan mencerna lebih tinggi
karena cacing tanah mampu menghasilkan enzim
lignoselulase yang tinggi. Sedangkan bahan organik
tithonia dengan dekomposer T. harzianum juga
menunjukkan kualitas pupuk organik yang sangat
baik dengan kandungan hara makro adalah: 2,51%
N, 0,71% P, 1,16% K, 3,02% Ca, dan 1,05% Mg
dengan C/N sebesar 13,49. Hal yang sama juga
ditunjukkan oleh bahan organik jerami padi dengan
dekomposer T. harzianum memberikan
kandungan hara makro yang optimal yaitu sebesar:
2,03% N, 0,63% P, 2,31% K, 1,83% K, dan 0,26%http://www.ilmutanah.unpad.ac.id/resources/penelitian-dan-publikasi/karya-ilmiah/kecepatan-dekomposisi-berbagai-macam-bahan-organik-untuk-pembuatan-bokashi-kimia-dan-kesuburan-tanah-2000.html
Mg.
Penelitian tentang kandungan bahan organik, senyawa n-alkana, aromatik, dan total hidrokarbon dalam sedimen di
perairan Raha, Sulawesi Tenggara telah dilakukan pada Juni 2001. Hasilnya menunjukkan bahwa sedimen di stasiun 1
dan 4 telah tercemar oleh hidrokarbon minyak bumi. Hal ini tampak dari perbandingan antara F1/F2 (fraksi hidrokarbon
jenuh/fraksi hidrokarbon aromatik) > 1. Sedangkan berdasarkan kandungan total hidrokarbonnya, menurut kriteria dari
NAS (National Academy of Science) hanya sedimen di stasiun 2 dan 5 yang telah tercemar oleh senyawa hidrokarbon
minyak bumi (>100 ppm).
Sumber :




Tidak ada komentar:

Posting Komentar