Minggu, 30 Desember 2012

Efek Samping Paracetamol



Paracetamol (parasetamol) merupakan obat yang aman jika digunakan sesuai petunjuk, meskipun ada beberapa efek samping yang mungkin timbul.
Kata asetaminofen dan parasetamol berasal dari singkatan nama kimia bahan tersebut:
Versi Amerika N-asetil-para-aminofenol asetominofen
Versi Inggris para-asetil-amino-fenol parasetamol
Parasetamol bisa jadi obat penghilang rasa sakit yang banyak digunakan oleh masyarakat. Tapi karena sangat populer diperkirakan jutaan orang berisiko mengalami overdosis parasetamol.

Hampir seperempat orang dewasa menyalahgunakan obat parasetamol karena melebihi batas yang direkomendasikan. Kondisi ini membuat para ilmuwan memperingatkan risiko overdosis dari penghilang rasa sakit ini.

Penggunaan
Parasetamol paling sering digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri dan mengurangi demam. Nyeri yang dapat ditangani meliputi sakit kepala, nyeri sendi, dan sakit gigi.
Parasetamol tidak dirancang untuk meringankan kekakuan, kemerahan, dan bengkak yang mengiringi rheumatoid arthritis, meskipun cukup efektif meringankan rasa nyeri yang menyertainya.
Parasetamol dijual bebas dan bisa ditemukan dalam berbagai bentuk seperti tablet kunyah, kapsul, supositoria, cair, bubuk, dan pil.
Parasetamol dapat digunakan untuk setiap rentang usia, dari bayi hingga orang dewasa, tentu dalam dosis yang berbeda.

Dari data survey ini terlihat bahwa mereka yang
menggunakan obat Parasetamol, mengalami
resiko untuk menderita Asma dan COPD yang
lebih tinggi. Dan pada penggunaan Parasetamol
rutin setiap hari atau penggunaan lebih besar,
dihubungkan dengan terjadi penurunan dari fungsi
paru. Sedang pada obat Aspirin dan Ibuprofen,
tidak terlihat adanya gangguan dari paru.

Penelitian yang dilakukan pada hewan, dosis
tinggi dari Parasetamol akan menurunkan kadar
dari salah satu antioksidan yang penting, yaitu
Glutathion, yang ada pada jaringan paru. Jadi,
kemungkinan gangguan paru yang terjadi akibat
pemakaian rutin Parasetamol disebabkan karena
terjadi penurunan Glutathion, yang menyebabkan
peningkatan resiko dari kerusakan jaringan paru
dan peningkatan dari penyakit pernafasan.
Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya,
yang menyatakan bahwa penggunaan
Parasetamol dapat meningkatkan resiko yang
berat bagi penderita asma.



Efek Samping
Sangat sedikit orang yang mengalami efek samping akibat penggunaan parasetamol.
Namun, seperti pada obat apapun, ada sebagian orang yang mungkin mengalami efek samping setelah mengambil parasetamol.
Efek samping berikut jarang terjadi, tetapi harus segera dikonsultasikan kepada dokter jika Anda mengalaminya.
Demam yang disertai menggigil atau sakit tenggorokan yang tidak terkait dengan penyakit sebelumnya menjadi tanda dari reaksi alergi terhadap parasetamol.
Luka, bintik-bintik putih di mulut dan bibir, dan luka pada mulut juga merupakan efek samping lain yang bisa terjadi.
Selain itu, ruam kulit atau gatal-gatal dicatat pula sebagai efek samping yang lebih umum, dan dalam beberapa kasus, terjadi perdarahan atau memar yang tidak biasa.
Lemah, lelah, dan nyeri di punggung bagian bawah atau samping adalah efek samping lain terkait dengan intoleransi terhadap parasetamol.
Jika mengalami salah satu dari efek samping tersebut, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Efek Samping Serius
Selain efek samping di atas, parasetamol mungkin menyebabkan kerusakan hati.
Mata atau kulit yang berwarna kuning menjadi tanda bahwa hati telah rusak karena mengonsumsi parasetamol.
Kerusakan hati terjadi akibat dosis besar dan penggunaan jangka panjang parasetamol. Kencing dan tinja berdarah juga merupakan efek samping parasetamol yang menandakan terjadinya iritasi pada lambung.
Jika salah satu efek samping terjadi, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Perhatian
Meskipun parasetamol merupakan obat yang ringan dengan sedikit efek samping, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat meminum obat ini.
Hindarkan mengonsumsi alkohol saat mengambil parasetamol karena hanya akan menimbulkan beban tambahan pada hati.
Parasetamol juga harus diminum sesuai dosis yang dianjurkan serta jangan menggunakannya dalam jangka panjang.
Konsultasikan dengan dokter jika mengambil parasetamol dengan obat-obatan lain seperti aspirin atau ibuprofen karena dapat meningkatkan kemungkinan mengalami efek samping.
Overdosis
Overdosis parasetamol umumnya jarang terjadi. Jika Anda mengambil parasetamol secara teratur, gejala-gejala berikut mungkin menjadi tanda overdosis.
Diare berat, keringat yang meningkat, kehilangan nafsu makan, mual dan muntah, kram perut, dan nyeri di perut bagian atas bisa menjadi tanda-tanda overdosis parasetamol.
Jangan terlalu sering memberikan si kecil parasetamol. Walaupun paracetamol adalah obat yang paling ampuh dalam menghalau rasa sakit, tapi ternyata paracetamol juga memiliki efek samping.(Tris Harsono)
Sumber :
 
http://bumbata.co/10306/tips-aman-obat-ketahui-efek-samping-parasetamol/
http://id.wikipedia.org/wiki/Parasetamol
http://www.kucoba.com/2012/06/waspada-efek-samping-parasetamol.html
http://www.ayahbunda.co.id/Berita.Ayahbunda/Info+Keluarga/efek.samping.paracetamol/002/002/56/6/-/4/c
http://denimonaja.wordpress.com/2009/11/05/efek-samping-parasetamol/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar