Minggu, 08 Desember 2013

Mengenali Industri Revers Logistics


Logistik merupakan seni dan ilmu, barang, energi, informasi, dan sumber daya lainnya, seperti produk, jasa, dan manusia, dari sumber produksi ke pasar dengan tujuan mengoptimalkan penggunaan modal. Manufaktur dan marketing akan sulit dilakukan tanpa dukungan logistik. Logistik juga mencakup integrasi informasi, transportasi, inventori, pergudangan, reverse logistics dan pemaketan. Banyak organisasi dan individu telah mencoba untuk mendefinisikan Logistik Reverse. Kami menyebut istilah " logistik reverse " karena semua aktivitas yang terkait dengan produk / layanan purna titik penjualan, tujuan akhir untuk mengoptimalkan atau membuat kegiatan aftermarket lebih efisien, sehingga menghemat uang dan sumber daya lingkungan . Logistik Reverse adalah proses ilmiah pengelolaan aset, di setiap departemen di semua industri dan di semua disiplin ilmu. Tidak hanya solusi rantai pasokan di Industri Teknologi Tinggi, tapi semua industri dan setiap departemen dari Hukum Sumber Daya Manusia.
Reverse Logistics Magazine adalah publikasi digital bulanan Reverse Logistik Association with sirkulasi 90.000 pembaca di seluruh dunia. Logistik reverse adalah proses yang melintasi semua industri termasuk High-Tech, Retail, Kedokteran, Farmasi, Otomotif dan Aerospace, hanya untuk beberapa nama. Majalah ini memberikan informasi terbaru mengenai berbagai bidang logistik terbalik termasuk manajemen kembali, perbaikan, layanan lapangan dan manajemen garansi. Reverse logistik adalah lubang uang bagi banyak pengecer dan produsen. Genco, pemimpin global dalam layanan reverse logistik, dapat mengurangi keuntungan pengolahan dan likuidasi persediaan biaya Anda sebesar 20% dengan sepenuhnya mengotomatisasi proses terbalik. Pada sebuah perusahaan yang tidak beroperasi logistik reverse barang apapun yang telah kembali dari pelanggan dapat diterima ke dalam gudang dan disimpan sampai diperiksa oleh departemen kualitas atau dibuang, ini bisa menjadi jam hari atau bulan. Tidak hanya skenario ini menggunakan ruang gudang yang berharga, tetapi gagal untuk mengatasi potensi manfaat memperbaiki item untuk pelanggan atau perbaikan kembali untuk dijual kembali potensial. Kedua pilihan ini dapat mengubah kerugian akibat biaya pembuangan menjadi keuntungan bagi perusahaan Anda serta meningkatkan kepuasan pelanggan.


Istilah lainnya sinonim untuk ReverseLogistics  adalah Aftermarket Logistik, Retrogistics, atau Aftermarket Supply Chain . Rantai pasokan sebaliknya juga merupakan istilah yang digunakan dalam industri. RL tidak menjadi bingung dengan logistik maju atau mendapatkan produk ke pasar umum dikenal sebagai rantai pasokan ke depan . Jenis aktivitas umum dengan logistik reverse meliputi : logistik, pergudangan, perbaikan, perbaikan, daur ulang, e -waste, setelah dukungan call center pasar, reverse pemenuhan, layanan lapangan dan banyak lainnya. Logistik reverse, konsep yang cukup baru dalam bidang logistik, telah semakin dianggap penting sebagai strategi bisnis yang menguntungkan dan berkelanjutan. Saya menggambarkan pandangan holistik logistik terbalik dan menyaring 11 wawasan bagi keberhasilan pelaksanaan reverse logistics dari literatur yang ada dan studi kasus yang diterbitkan. Faktor-faktor strategis terdiri dari biaya strategis, kualitas secara keseluruhan, layanan pelanggan, masalah lingkungan, dan masalah legislatif. Faktor operasional terdiri dari analisis biaya-manfaat, transportasi, pergudangan, manajemen persediaan, remanufaktur dan daur ulang, dan kemasan. Wawasan tentang faktor-faktor ini bersama-sama membentuk state-of-the-art pengetahuan tentang kunci desain yang sukses dan penggunaan sistem reverse logistik.

Sumber :

Penguatan Sistem Logistik Dan Daya Saing Industri




Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan dalam upaya meningkatkan daya saing industri nasional dibutuhkan dukungan sistem logistik yang efisien dan efektif. Perkembangan industri nasional saat ini tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional, meskipun di tengah gejolak perekonomian global yang belum stabil. Industri logam dasar besi dan baja merupakan sektor industri yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 12,98%, kemudian diikuti oleh industri pupuk, industri alat angkut, mesin dan peralatan sebesar 9,40% serta industri kimia dan barang dari karet sebesar 8,03%. Sedangkan industri pengolahan non migas merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 20,74%.

Untuk negara kepulauan yang luas seperti Indonesia, penguatan sistem logistik dilakukan dengan cara menyeimbangkan jumlah angkutan kargo atau komoditas antar wilayah melalui pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru secara progresif. Sistem Logistik nasional perlu diperkuat untuk mengelola dan mengkoordinasikan komponen penyusun sistem logistic yang meliputi komoditas, SDM, pelaku jasa logistic, infrastruktur dan teknologi serta regulasi termasuk kebijakan. Dalam pembangunan pusat-pusat pertumbuhan industri yang baru, Kementerian Perindustrian telah menginisiasi dengan menyusun Master Plan dan Rencana Strategis beberapa kawasan industri, di antaranya adalah Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei, dan Kawasan Industri Kuala Tanjung di Sumatera Utara serta Kawasan Industri Bitung di Sulawesi Utara. Pembangunan kawasan industri tersebut, diintegrasikan dengan infrastruktur dasar dan berbagai komponen sistem logistik, salah satunya adalah Pelabuhan Kuala Tanjung Strategi kita adalah bagaimana mendorong perdagangan nasional dengan mengamankan produk dalam negeri. Dengan adanya sistem logistik maka dapat menciptakan efisiensi biaya produksi, sehingga target keseluruhan adalah bagaimana kita nantinya bisa terkoneksi secara global.
Pertumbuhan industri pengolahan non-migas pada semester I tahun 2013 selain ditopang oleh tingginya investasi di sektor industri juga tingginya konsumsi dalam negeri, sehingga memberikan optimisme bahwa di tengah melemahnya pasar ekspor di negara-negara mitra utama, perekonomian Indonesia masih tetap tumbuh dengan industri sebagai salah satu penggeraknya. Sementara itu, dalam rangka menapaki semester II tahun 2013 yang penuh tantangan seperti melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika serikat, defisit neraca perdagangan khususnya di sektor migas, dan masih adanya ketidakpastian ekonomi global, kita masih memiliki pekerjaan besar untuk melaksanakan pembangunan industri nasional, dengan sasaran utama antara lain: pertumbuhan industri pengolahan non-migas sebesar 6,5%, penyerapan tenaga kerja sektor industri sebanyak 400 ribu orang, meningkatnya ekspor sektor industri hingga mencapai US$ 125 miliar, serta investasi PMA sebesar US$ 12 miliar dan investasi PMDN sebesar Rp 42 triliun.
Untuk mencapai sasaran pembangunan industri tahun 2013 tersebut sebagai bagian dari pembangunan industri nasional jangka panjang, diperlukan upaya percepatan pertumbuhan industri melalui “Akselerasi Industrialisasi 2012-2014”. Percepatan ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan sektor industri sebagai katalis utama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Sebagai implementasi Akselerasi Industrialisasi tersebut, Kementerian Perindustrian menjalankan empat program prioritas utama, yaitu, Hilirisasi Industri. Berbasis Agro, Migas dan Bahan Tambang Mineral; Peningkatan Daya Saing Industri Berbasis SDM, Pasar Domestik dan Ekspor Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan Pemerataan dan Penyebaran Industri. Sasaran utama dari program tersebut adalah adanya peningkatan nilai tambah industri dalam negeri melalui hilirisasi industri berbasis sumber daya alam, penguasaan pasar baik domestik maupun ekspor untuk produk-produk hasil industri dalam negeri, serta perluasan penyerapan tenaga kerja dan pengentasan kemiskinan.
Pengembangan Sistem Logistik
Pengembangan sistem logistik nasional dapat dilakukan dengan membuat konektivitas atau keterhubungan pusat-pusat kegiatan ekonomi antar koridor, wilayah, pulau, kota, desa, orang, serta pusat–pusat produksi domestik ke pasar nasional dan internasional melalui penyediaan infrastruktur logistik secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, Sistem Logistik Nasional perlu diperkuat untuk mengelola dan mengkoordinasikan komponen penyusun sistem logistik yang meliputi komoditas, SDM, Pelaku dan Penyedia Jasa Logistik, Infrastruktur dan Teknologi, dan Regulasi dan Kebijakan dalam rangka menata dan mengelola pergerakan barang atau komoditas dari wilayah penghasil ke wilayah konsumen secara efektif dan efisien untuk membangun daya saing nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sasaran utama dari program tersebut adalah adanya peningkatan nilai tambah industri dalam negeri melalui hilirisasi industri berbasis sumber daya alam, penguasaan pasar baik domestik maupun ekspor untuk produk-produk hasil industri dalam negeri, serta perluasan penyerapan tenaga kerja dan pengentasan kemiskinan.
Sumber :

Sistem Pendidikan Industri Di Indonesia




       Dewasa ini banyak lontaran kritik terhadap sistem pendidikan yang pada dasarnya mengatakan bahwa perluasan kesempatan belajar cenderung telah menyebabkan bertambahnya pengangguran tenaga terdidik dari pada bertambahnya tenaga produktif yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja. Pendidikan adalah hal yang paling fundamental dalam kehidupan manusia. Pendidikan yang selaras dengan kebutuhan dunia usaha dan industri akan menjamin kualitas yang berkelanjutan. Sebagai salah satu indikator penting dalam kualitas pendidikan, relevansi menjadi kata kunci yang harus diperhatikan dalam membangun dan mengembangkan pendidikan tinggi di Indonesia. Untuk menunjang perkembangan ilmu, pengetahuan, teknologi dan ekonomi, pendidikan tinggi perlu mempertimbangkan aspek keselarasan kebutuhan tenaga SDM dengan program studi yang ditawarkan.
       Sistem Pendidikan di Indonesia kerap kali dikaitkan dengan peringkat posisi pendidikan indonesia di kancah dunia, yang saat ini Indonesia menempati posisi ke-69 lebih bagus dari Philipina, Kamboja, India dan Laos. Akan tetapi posisi negara tetangga kita yaitu Malaysia jauh lebih baik yakni menempati peringkat ke-65, semantara itu peringkat terbaik se Asia di duduki oleh negara Jepang dan Brunnei Darussalam. Penilaian peringkat tersebut diambil dari penghargaan suatu negara terhadap seorang guru sehingga guru dapat fokus dalam memaksimalkan pembelajaran guna mencapai kualitas prestasi belajar anak. Saat ini pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah bahkan merosot tajam sehingga mempengaruhi daya saing anak di tingkat Internasional, tetapi sebenarnya kemapuan anak-anak diseluruh dunia itu sama tidak mempunyai perbedaan Cuma dalam hal sistem dan metode kadang yang berperan sehingga mempengaruhi kualitas anak. Proses itulah yang harus di perhatikkan dan diperbaiki agar anak-anak mampu untuk bersaing di kancah Internasional.
       Proses pendidikan di Indonesia sendiri menggunakkan kurikulum yang telah ditentukan oleh pemerintah sehingga di Indonesia semua kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan ada di tangan pemerintah pusat. Dengan adanya generasi yang kreatif, bidang pekerjaan tidak melulu terpusat pada dunia industri dan potensi sumber daya alam serta sumber daya manusia Indonesia dapat teroptimalisasi. Di Indonesia, perusahaan-perusahaan mengakui bahwa lembaga-lembaga yang menyelenggarakan pelatihan teknis dan kejuruan masih dapat melakukan lebih banyak hal untuk membekali pekerja dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh pasar tenaga kerja. Universitas dan lembaga-lembaga penelitian juga mempunyai kesempatan untuk meningkatkan kerjasama di bidang penelitian yang akan membantu mengembangkan dan menerapkan teknologi-teknologi baru guna mendorong pertumbuhan.
Sistem Pendidikan model Industri di Indonesia sebenarnya sudah sejak lama dilakukan, tetapi pada prakteknya tidak maksimal di terapkan. Sebuah lembaga pendidikan itu mempunyai metode dan sistem pembelajaran tersendiri dengan memiliki tujuan agar proses produksi dapat mencetak kualitas lulusan yang memiliki prestasi dan di butuhkan oleh lembaga pendidikan yang ada di atasnya atau jenjang lanjutan, sehingga secara tidak langsung masing-masing sekolah tersebut akan terkonsentasi kepada proses pembelajaran yang sudah memiliki target dan tujuan supaya hasil dari proses belajar yang dilaksanakkan di lingkungan sekolah dapat mencetak hasil lulusan yang terbaik dan juga bisa masuk ke jenjang sekolah lanjutan yang terbaik pula. itu merupakkan bukti bahwa sistem pendidikan di Indonesia menggunakkan sistem produksi, tapi pada prakteknya tidak diterapkan pada dunia pendidikan di Indonesia, padahal apabila di Indonesia menerapkan atau mengadopsi sistem industri tersebut dapat meningkatkan kualitas belajar prestasi anak dikarenakkan masing-masing sekolah lebih terfokus kepada proses belajar sehingga dapat menciptakkan hasil lulusan yang berkualitas dan berprestasi sehingga anak dapat melanjutkan ke tingkat sekolah lanjutan yang berkualitas pula. Sehingga sistem pendidikan di Indonesia masih harus diperbaiki agar  dalam proses belajar mengajar di lingkungan sekolah dapat terlaksana dan tercapai sesuai dengan apa yang di harapkan. Tetapi proses pendidikan yang ada di Indonesia diharapkan dapat menerapkan sistem Industri yang sebenarnya sudah lama terlaksana di Indonesia dan terbukti dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. ( Tris Harsono )

Sumber Artikel :